Jumat, 29 Juli 2016

,

Day-1: Touring

Hai. Jumpa juga dengan minggu akhir liburan semester 4 ini. Aku baru sadar kalau hari ini adalah hari Jumat – soalnya kemarin kukira hari ini akan jadi hari kamis, tapi ternyata sudah jumat. Padahal jumat aku ada rencana pergi ke Jogja dan entah kenapa rasanya aku malas sekali kurang bersemangat. Ya tapi apa boleh buat, toh sekarang sudah hari jumat dan bukan kamis, dan ini artinya hari ini juga aku harus ke Jogja. Hap!

Jadi ingat, pernah aku baca tulisan yang singkatnya bilang begini:
Bagian tersulit ketika pulang adalah saat harus pergi kembali.
Terbukti pada saat itu juga. Pagi-pagi dibangunkan ibu, dan seperti biasa aku selalu malas. Berulang kali ibu menggedor jendela kamarku yang bersebelahan langsung dengan meja dekat dapur. Setelah beberapa menit aku baru bangun. Jujur deh, walaupun hari-hari biasanya aku juga malas, tapi hari ini aku benar-benar malas banget rasanya hiks. Sepertinya benar, akhir liburan seperti ini jadi hal yang sedikit memalaskan menantang, dan sulit rasanya ketika kamu sudah nyaman berada di rumah tapi harus kembali pergi. Ha!

Oke, aku sedikit flashback tentang liburanku kemarin. Rasanya libur semester 4 ini lamaaaa sekali. Apalagi setelah lebaran kemarin, aku bingung apa yang harus aku kerjakan. Padahal kalau dipikir-pikir ada banyak hal yang bisa aku lakukan. Tapi ya gitu deh, hehe. Jeleknya aku tuh kebanyakan mengeluh. Jadi liburan kemarin kesannya aku nggak ada kerjaan banget. Malah udah pengen masuk kuliah aja. Hah, padahal kalau udah masuk kuliah tau sendiri kan gimana merengek-rengek dan ngeluh-ngeluh berharap libur – udah kayak anak kecil minta jajan mamah tapi nggak dikasih. Hahaha.

Nah, balik lagi ke ceritaku hari ini. Setelah akhirnya berhasil bangkit dari tidur dan ikhlas meninggalkan kasur, aku segera bersiap. Ibu dan Bapak lebih dulu siap berangkat ke sekolah (Iya, ibu dan bapak saya seorang guru sekolah dasar :)). Jadi tahu kan saya benar-benar bangun pada pukul berapa? *chuckling

Setelah siap saya langsung keluar dan bersiap memanaskan motor (bener ga sih istilahnya? Wkwk). Semua pintu sudah dipastikan terkunci, tinggal pintu garasi yang belum – dan akhirnya “ceklek” pintu garasi pun terkunci. Aku yakin semua sudah siap dan aku tinggal berangkat. Setelah motor cukup panas dan siap untuk berangkat, aku merasa aneh. Sepertinya ada yang ketinggalan. Aku berpikir sejenak. Bercermin melalui spion sambil mengenakan masker dan kemudian: JENGJEEEENGGGG… Helmku masih ada di dalam rumah! Tentu saja ini jadi masalah. Aku bahkan tidak mmegang kunci rumah sama sekali, pun kunci garasi. Ah sudah deh tambah malas sabar aku jadinya, wkw.

Aku langsung telfon ibu, kasih kabar kalau aku mau ambil kunci rumah ke sekolah tempat ibu mengajar lalu cusss, aku pun berangkat ke sekolah ibu. TANPA HELM TENTUNYA. Jangan dicontoh yaaa. Sesampainya di sekolah, aku disambut tukang kebun di sana yang langsung tahu bahwa aku mencari ibu.
“Cari ibu, Mbak? Sebentar ya tak panggilkan, lagi di kelas.”
“Ooh iya, Pak. Makasih.”
Kulihat sosok ibu guru berseragam krem dengan kerudung agak kekuningan berjalan dari arah kelas yang entah aku nggak tahu itu kelas berapa, yang pokoknya singkat cerita aku sudah lihat ibu berjalan menujuku. Tapi sebelum akhirnya sampai, fokus ibu teralihkan dengan kehadiran pedagang bakso ojek. Ha? Bakso ojek? Ah besok aja deh cerita tentang bakso ojeknya :(
Singkatnya lagi, akhirnya ibu serahin kunci rumah ke aku. Aku langsung balik ke rumah, ambil helm, titipin kunci ke tetangga, daaan berangkat deh ke Jogja.

Tujuan aku ke Jogja hari ini sebenarnya untuk menemui Bapak Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untuk konsultasi mata kuliah yang akan aku ambil di semester 5 ini sekaligus lapor nilai semester empatku. Tapi apalah daya seorang mahasiswa yang sudah mengirim pesan dan menanyakan perihal kapan bisa konsul tapi tiada balasan, datang ke ruangan pun tanpa ada kehadiran. Bahkan laboratorium yang di dalamnya adalah ruangan Bapak Dosen juga masih terkunci. That’s mean there’s no one in that room and of course my lecturer doesn’t come so I decided to walk out then I sat down at gazebo – alone, sebelum akhirnya kuputuskan untuk menuju rumah vegetalika (cerita tentang rumah vegetalika insyaAllah menyusul yaa) dan kemudian pulang. Sungguh luar biasa!

Entah kenapa aku merasa bahwa konsultasi dengan DPA itu penting. Aku senang bisa mengobrol dengan Bapak DPA-ku karena aku bisa banyak bertanya, minta saran, dan aku paling senang saat diberi nasihat. Mungkin aku memang senang diperhatikan. #eak
Yah, apa boleh buat. Pokoknya hari ini luar biasa. Tak apaa nggak jadi konsultasi, masih bisa setelah Key-in kan? HAHAH geneeee, yaudah sih yaa no problemo. Hiks!

Perkenalkan helm baru saya :)
sumber gambar: https://www.google.co.id/search?q=helm+bmc+touring&tbm=isch&imgil=u0TtnSHkUKUmmM%253A%253Bzcim5EfXtEeZvM%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fwww.junhelm.id%25252Fdaftar-harga-helm-bmc-terbaru-2016.html&source=iu&pf=m&fir=u0TtnSHkUKUmmM%253A%252Czcim5EfXtEeZvM%252C_&usg=__HaMhkewHae0K6h4rMRZvXIy-rjg%3D&biw=1366&bih=643&ved=0ahUKEwinm5ecg5nOAhWBuY8KHUdVC5QQyjcIKQ&ei=IHubV6eLI4HzvgTHqq2gCQ#imgrc=UBo5_h8KndHqPM%3A

By the way hari ini aku beli helm baru. Bmc touring mereknya, seratus tiga puluh ribu rupiah harganya hahaha.
Hari ini juga helmnya langsung aku pakai touring ke Watu Lumbung bareng Mbak Rinda, Anis, dan Bela.
Pemandangannya keren bets. Tapi mataku pedes gara-gara kena angin terus karena berkendara pakai motor jarak jauh.
Tapi oke deh. Aku kuat. Kudu kuat. Dadah~

Share:

0 komentar:

Posting Komentar