Hai. Jumpa juga dengan minggu
akhir liburan semester 4 ini. Aku baru sadar kalau hari ini adalah hari Jumat –
soalnya kemarin kukira hari ini akan jadi hari kamis, tapi ternyata sudah
jumat. Padahal jumat aku ada rencana pergi ke Jogja dan entah kenapa rasanya
aku malas sekali kurang bersemangat. Ya tapi apa boleh buat, toh
sekarang sudah hari jumat dan bukan kamis, dan ini artinya hari ini juga aku
harus ke Jogja. Hap!
Jadi ingat, pernah aku baca
tulisan yang singkatnya bilang begini:
Bagian tersulit ketika pulang adalah saat harus pergi kembali.
Terbukti pada saat itu juga.
Pagi-pagi dibangunkan ibu, dan seperti biasa aku selalu malas. Berulang kali
ibu menggedor jendela kamarku yang bersebelahan langsung dengan meja dekat dapur.
Setelah beberapa menit aku baru bangun. Jujur deh, walaupun hari-hari
biasanya aku juga malas, tapi hari ini aku benar-benar malas banget rasanya
hiks. Sepertinya benar, akhir liburan seperti ini jadi hal yang sedikit memalaskan
menantang, dan sulit rasanya ketika kamu sudah nyaman berada di rumah tapi harus kembali pergi. Ha!
Oke, aku sedikit flashback tentang liburanku kemarin. Rasanya libur semester 4 ini
lamaaaa sekali. Apalagi setelah lebaran kemarin, aku bingung apa yang harus aku
kerjakan. Padahal kalau dipikir-pikir ada banyak hal yang bisa aku lakukan.
Tapi ya gitu deh, hehe. Jeleknya aku tuh kebanyakan mengeluh. Jadi liburan
kemarin kesannya aku nggak ada kerjaan banget. Malah udah pengen masuk kuliah
aja. Hah, padahal kalau udah masuk kuliah tau sendiri kan gimana merengek-rengek
dan ngeluh-ngeluh berharap libur – udah kayak anak kecil minta jajan mamah tapi
nggak dikasih. Hahaha.
Nah, balik lagi ke ceritaku hari
ini. Setelah akhirnya berhasil bangkit dari tidur dan ikhlas meninggalkan
kasur, aku segera bersiap. Ibu dan Bapak lebih dulu siap berangkat ke sekolah
(Iya, ibu dan bapak saya seorang guru sekolah dasar :)). Jadi tahu kan saya
benar-benar bangun pada pukul berapa? *chuckling
Setelah siap saya langsung keluar
dan bersiap memanaskan motor (bener ga sih istilahnya? Wkwk). Semua pintu sudah
dipastikan terkunci, tinggal pintu garasi yang belum – dan akhirnya “ceklek”
pintu garasi pun terkunci. Aku yakin semua sudah siap dan aku tinggal
berangkat. Setelah motor cukup panas dan siap untuk berangkat, aku merasa aneh.
Sepertinya ada yang ketinggalan. Aku berpikir sejenak. Bercermin melalui spion
sambil mengenakan masker dan kemudian: JENGJEEEENGGGG… Helmku masih ada di
dalam rumah! Tentu saja ini jadi masalah. Aku bahkan tidak mmegang kunci rumah
sama sekali, pun kunci garasi. Ah sudah deh tambah malas sabar aku
jadinya, wkw.
Aku langsung telfon ibu, kasih
kabar kalau aku mau ambil kunci rumah ke sekolah tempat ibu mengajar lalu
cusss, aku pun berangkat ke sekolah ibu. TANPA HELM TENTUNYA. Jangan
dicontoh yaaa. Sesampainya di sekolah, aku disambut tukang kebun di sana
yang langsung tahu bahwa aku mencari ibu.
“Cari ibu, Mbak? Sebentar ya tak
panggilkan, lagi di kelas.”
“Ooh iya, Pak. Makasih.”
Kulihat sosok ibu guru berseragam
krem dengan kerudung agak kekuningan berjalan dari arah kelas yang entah aku
nggak tahu itu kelas berapa, yang pokoknya singkat cerita aku sudah lihat ibu berjalan menujuku.
Tapi sebelum akhirnya sampai, fokus ibu teralihkan dengan kehadiran pedagang
bakso ojek. Ha? Bakso ojek? Ah besok aja deh cerita tentang bakso ojeknya :(
Singkatnya lagi, akhirnya ibu serahin kunci rumah ke aku. Aku langsung balik ke rumah, ambil helm, titipin kunci ke tetangga, daaan berangkat deh ke Jogja.
Tujuan aku ke Jogja hari ini
sebenarnya untuk menemui Bapak Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untuk konsultasi
mata kuliah yang akan aku ambil di semester 5 ini sekaligus lapor nilai
semester empatku. Tapi apalah daya seorang mahasiswa yang sudah mengirim pesan
dan menanyakan perihal kapan bisa konsul tapi tiada balasan, datang ke ruangan
pun tanpa ada kehadiran. Bahkan laboratorium yang di dalamnya adalah ruangan
Bapak Dosen juga masih terkunci. That’s mean there’s no one in that room and of
course my lecturer doesn’t come so I decided to walk out then I sat down at
gazebo – alone, sebelum akhirnya kuputuskan untuk menuju rumah vegetalika
(cerita tentang rumah vegetalika insyaAllah menyusul yaa) dan kemudian pulang.
Sungguh luar biasa!
Entah kenapa aku merasa bahwa
konsultasi dengan DPA itu penting. Aku senang bisa mengobrol dengan Bapak
DPA-ku karena aku bisa banyak bertanya, minta saran, dan aku paling senang saat
diberi nasihat. Mungkin aku memang senang diperhatikan. #eak
Yah, apa boleh buat. Pokoknya
hari ini luar biasa. Tak apaa nggak jadi konsultasi, masih bisa setelah Key-in
kan? HAHAH geneeee, yaudah sih yaa no problemo. Hiks!
By the way hari ini aku beli helm
baru. Bmc touring mereknya, seratus tiga puluh ribu rupiah harganya hahaha.
Hari ini juga helmnya langsung
aku pakai touring ke Watu Lumbung
bareng Mbak Rinda, Anis, dan Bela.
Pemandangannya keren bets. Tapi
mataku pedes gara-gara kena angin terus karena berkendara pakai motor jarak jauh.
Tapi oke deh. Aku kuat. Kudu
kuat. Dadah~
0 komentar:
Posting Komentar